Headlines News :
Home » » Prinsip Desain Writing

Prinsip Desain Writing

Written By Unknown on Senin, 13 Mei 2013 | 5/13/2013 05:29:00 AM


Tidak ada suatu kegiatan yang bisa terlaksana dengan baik bila tidak direncanakan dan didesain dengan baik. Demikian pula kegiatan pembelajaran. Hasil lebih maksimal akan mungkin dicapai bila kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan didesain dengan baik. Untuk itu, perlu bagi seorang guru atau dosen untuk mengacu kepada prinsip-prinsip tertentu ketika mendesain kegiatan pembelajaran di kelas. Di kelas writing, ada sejumlah prinsip yang dikemukakan oleh Brown yang dapat dijadikan landasan dalam mendesain teknik writing, meliputi:

1. Terapkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh penulis yang “baik”
Saat menggunakan sebuah teknik writing, pertimbangkan beberapa hal yang dilakukan penulis yang efektif, misalnya:
- fokuskan pada tujuan atau ide utama dalam menulis
- secara cerdas berupaya mengukur audiens mereka
- memanfaatkan waktu (tetapi tidak terlalu lama) untuk perencanaan menulis
- membiarkan ide-ide pertama mereka mengalir di kertas
- mengikuti rencana umum pengorganisasian ketika menulis
- mencari dan menggunakan umpan balik pada tulisan mereka
- tidak terikat pada struktur permukaan tertentu
- merevisi hasil tulisan mereka dengan sungguh-sungguh dan efisien
- melakukan revisi sesuai dengan yang dibutuhkan

2. Keseimbangan proses dan produk
Karena menulis adalah proses mengarang dan biasanya membutuhkan beberapa draft sebelum dihasilkan sebuah produk tulisan yang efektif, pastikan bahwa mahasiswa secara seksama melalui tahap-tahap yang tepat pada proses mengarang. Tahap ini meliputi perhatian pada peran anda sebagai pembimbing dan sebagai perespon. Pada saat yang bersamaan, jangan terlalu terpaku pada pada tahap-tahap menuju hasil akhir yang menyebabkan anda mengabaikan pencapaian akhir: sebuah tulisan yang jelas, kritis, tersusun baik, dan efektif. Pastikan mahasiswa mengetahui bahwa apapun proses yang dilalui menuju hasil akhir ini merupakan upaya yang berharga.
3. Mempertimbangkan latar belakang kultural/sastra
Pastikan bahwa teknik-teknik yang digunakan tidak menganggap bahwa mahasiswa tahu aturan-aturan retoris bahasa Inggris. Jika ada, sejumlah pertentangan nyata antara tradisi asal mahasiswa dengan apa yang akan anda ajarkan, cobalah untuk membantu mahasiswa memahami pertentangan tersebut dan secara perlahan membawa mereka pada penggunaan retoris bahasa Inggris yang dapat diterima.
4. Hubungkan antara kegiatan membaca dengan menulis
Jelas bahwa mahasiswa belajar menulis sebagian dengan cara mengamati apa yang sudah tertulis. Jadi, mereka belajar dengan mengamati atau membawa kata-kata yang tertulis. Dengan membaca dan mempelajari berbagai tipe teks yang relevan, mahasiswa dapat memperoleh wawasan pengetahuan yang penting tentang bagaimana mereka harus menulis dan tentang subjek yang mungkin akan menjadi topik tulisan mereka.
5. Memberikan sebanyak mungkin tulisan otentik
Apakah tulisan berupa real writing atau untuk display, tulisan tersebut tetap otentik jika tujuannya jelas bagi mahasiswa, audiensnya jelas, dan ada maksud untuk menyampaikan makna. Mengerjakan tugas writing bersama-sama dengan mahasiswa lain di kelas merupakan salah satu cara untuk menambah keotentikan. Membuat laporan kelas, menulis surat untuk orang-orang di luar kelas, menulis naskah untuk presentasi drama, menulis resume, menulis iklan – semuanya dapat dianggap sebagai menulis otentik.
6. Susunlah teknik menulis anda dengan urutan tahap pre-writing, drafting, dan revising
Pendekatan menulis proses cenderung dilakukan dalam tiga tahap menulis. Tahap pre-writing mendorong munculnya ide-ide dalam berbagai cara:
- membaca sebuah wacana
- skimming (membaca cepat) dan/atau scanning (membaca detil)
- melakukan penelitian
- brainstorming (tukar pendapat)
- membuat daftar secara individu
- mengelompokkan (dimulai dengan kata kunci, kemudian tambahkan kata-kata lain dengan menggunakan hubungan bebas)
- membahas sebuah topik atau pertanyaan
- pertanyaan-pertanyaan dan tes dari dosen
- menulis bebas

Tahap drafting dan revising merupakan inti dari proses menulis. Pada pendekatan tradisional dalam pembelajaran writing, mahasiswa diberi tugas mengarang di kelas untuk menulis dari awal hingga selesai selama perkuliahan berlangsung atau diberi tugas rumah. Aktivitas/cara tersebut tidak memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk fokus pada tahap drafting. Pada pendekatan proses, drafting dipandang sebagai rangkaian strategi yang penting dan kompleks, menguasainya membutuhkan waktu, kesabaran, dan dosen yang terlatih.
Beberapa strategi dan keterampilan yang dapat diterapkan pada proses drafting/revising dalam menulis:
- proses memulai (adaptasi dari teknik mengarang bebas)
- monitoring yang “optimal” terhadap tulisan seseorang (tanpa editing yang prematur dan mengabaikan pemilihan kata, tata bahasa, dan lain-lain)
- review dari rekan mahasiswa untuk isi tulisan (memanfaatkan komentar rekan-rekan sekelas)
- memanfaatkan feedback dari dosen
- editing terhadap kekeliruan gramatikal
- teknik “read aloud” (membaca keras) (dalam kelompok kecil atau berpasangan, mahasiswa membacakan draft mereka yang hampir selesai kepada teman-teman mereka untuk pemeriksaan akhir terhadap kesalahan, runtutan ide, dan lain-lain)
- proofreading (membaca kritis)
7. Berupaya menawarkan teknik-teknik yang seinteraktif mungkin
Tidak diragukan lagi bahwa pendekatan proses terhadap pembelajaran writing sangatlah interaktif (karena mahasiswa bekerja berpasangan dan berkelompok untuk menghasilkan ide-ide dan untuk melakukan kegiatan editing dengan rekannya), serta learner-centered (terpusat pada mahasiswa) (dengan kesempatan yang luas bagi mahasiswa untuk memulai aktivitas dan bertukar pikiran). Teknik-teknik writing yang memfokuskan pada tujuan-tujuan lain selain karangan (seperti surat, formulir, memo, petunjuk, laporan singkat) juga merupakan kegiatan-kegiatan yang harus mengacu pada prinsip-prinsip kegiatan kelas yang interaktif. Kolaborasi kelompok, tukar pikiran, dan mengkritik merupakan bagian dari teknik-teknik yang memfokuskan pada writing.
8. Secara peka menerapkan metode merespon dan mengoreksi tulisan mahasiswa anda
Koreksi kesalahan dalam writing harus dilakukan dengan cara yang berbeda. Karena writing, tidak seperti speaking, seringkali meliputi tahap perencanaan yang panjang, koreksi terhadap kesalahan yang dimulai pada tahap drafting dan revising, yang merupakan waktu yang paling tepat untuk mengoreksi dibandingkan dengan pada tahap-tahap menulis yang lain. Ketika mahasiswa menerima respon terhadap hasil tulisan mereka, kesalahan – yang hanya merupakan salah satu aspek untuk direspon – jarang diperbaiki oleh dosen; sebaliknya, kesalahan-kesalahan tersebut diperbaiki melalui self-correction (koreksi sendiri), peer-correction (koreksi oleh rekan), dan komentar-komentar oleh dosen.
Sejalan dengan hal ini, Mc Crimmon juga mengemukakan beberapa tahapan dalam menulis:
- Pre-writing
Pada aktivitas pre-writing, sebelum mulai memunculkan ide-idenya dalam bentuk sebuah tulisan di atas selembar kertas, seorang penulis harus mempertimbangkan hal-hal berikut: Apakah tujuan tulisan ini dibuat? Untuk siapa tulisan ini ditujukan?
Ketika hal ini dikembangkan menjadi tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh pembelajar ketika mempersiapkan tulisannya, relevansi tugas tersebut dapat diperluas, misalkan sebagai berikut: berpikir mengenai isi, berpikir mengenai pembaca, dan persiapan yang sistematis untuk menulis.
- Composing and drafting
Selama mengarang, seorang penulis merangkai kalimat-kalimat menjadi sebuah tulisan yang paling sesuai dengan apa yang ingin mereka sampaikan kepada pembaca mereka. Mengarang hanyalah salah satu bagian dari suatu rangkaian, dan momen ketika pertama kalinya pena penulis menyentuh kertas.
- Revising and editing
Tahap revisi atau perbaikan menyatu dengan proses menulis dan sangat berbeda dengan apa yang sering terjadi pada konsep awal tulisan seorang pembelajar. Pada kenyataannya, sebuah tulisan yang panjang bisa saja mengalami beberapa kali revisi sebelum benar-benar menjadi sebuah tulisan yang siap disajikan kepada pembaca.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Translator Tools

Visitor Counter

Google Translate

Your text

 
»

Content List

Loading...

Advice Words


Your Vote

What's Your Favorite Subject ?

Pocket Dictionary


Lecturer and Students

Lecturer and Students
 


Copyright © 2013-2014. Umk English - All Rights Reserved
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang